Pertama, Verbs not agreeing with subjects
Aturannya sederhana: Kata Kerja serasi dengan Subyek (The verb agrees with the subject)
Ø Singular subject, singular verb
Subyek tunggal harus ditemani kata kerja ‘tunggal’, contoh: The cat sits on the mat
Ø Plural subject, plural verb
Subyek jamak harus ditemani kata kerja ‘jamak’, contoh: The cats sit on the mat
Ø Two singular subject, plural verb
Dua subyek tunggal harus ditemani kata kerja ‘jamak’, contoh: The cat and the dog sit on the mat
Keterangan:
Aturan-aturan
di atas masih sebatas aturan umum, ada beberapa pengecualian dalam
aturan tersebut, misalnya kata kerja tak beraturan (irregular verb) yang
berupa ‘to be’ (You are my love dan You are my students). Contoh pertama (you are my love) menunjukkan subyek tunggal (kamu) sedang contoh kedua (you are my students) menunjukkan subyek jamak
(kalian); meskipun begitu, kata kerja yang berupa ‘to be’ tetap
menggunakan ‘are’. Oleh karena itulah pemahaman tentang kata kerja
(verb) sangat mempengaruhi dalam menulis sebuah kalimat.
Selain ‘to be’, subyek yang berupa ‘collective noun’ juga sangat mempengaruhi kata kerja, bandingkan contoh berikut:
· The team is working on it
· The team are working on it
Kedua contoh diatas sama-sama benar. Contoh pertama mengacu pada suatu tim dalam satu kesatuan sehingga kata kerjanya berupa ‘is’, sedang contoh kedua mengacu pada orang-orang yang ada dalam tim (the people of the team) sehingga kata kerjanya berupa are.
Kedua, Split infinitives
Kategori kesalahan grammatikal diatas bisa terasa mudah jika kita sangat paham tentang ‘Subject-Verb Agreement’.
Kedua, Split infinitives
Infinitives (lebih dikenal dengan to infinitive) sewajarnya berbentuk to + verb murni. Split infinitives ini berarti terpisahnya to dengan verb murninya. Memang jika terpisahnya ‘kedua pasangan’ ini tidak terlalu jauh, maka boleh-boleh saja. Namun jika jaraknya terlalu panjang maka akan terlihat kaku, contoh:
· He began to slowly but surely turn the company round
Contoh diatas terlihat tidak wajar karena memisahkan to dengan verb murninya terlalu jauh. Kalimat diatas seharusnya:
· He began to turn the company round, slowly but surely. Atau
· Slowly but surely, he began to turn the company round.
Ketiga, Dangling Participles
Participle disini adalah participle hasil dari omitting ataupun reducing clause,
bukan participle yang difungsikan sebagai adjective. Berbeda dengan dua
contoh diatas, dimana hanya kemampuan memahami grammar yang dibutuhkan,
Dangling Participles, dikenal juga dengan istilah misrelated participle (participle yang tak serasi dengan subyek), membutuhkan kemampuan dalam segi makna untuk memahaminya, contoh:
· Cycling along a path used by Dr Livingstone, a leopard leapt out and attacked me.
Contoh diatas sebenarnya adalah sebuah adverbial clause yang sub-clausenya menghilangkan (omitting) subyek dan conjunction after. Karena dalam syarat omitting, subyek yang dihilangkan harus sama dengan yang ada di main clause, maka participle ‘cycling’ diatas tidaklah benar. Seharusnya ‘cycling’ pada ‘omitting’ pada
contoh tadi mengacu pada subyek manusia karena kegiatan bersepeda
umumnya dilakukan oleh manusia; akan tetapi subyek pada main clause
berupa bintang ‘leopard’ sehingga makna kedua clausenya menjadi rancu. Contoh kalimat diatas jika dijabarkan maka akan menjadi seperti ini:
· After I cycled along a path used by Dr Livingstone, a leopard leapt out and attacked me.
Untuk membenarkan kalimat diatas, maka seharusnya subyek pada main clause harus diubah menjadi I, sehingga menjadi:
· After I cycled along a path used by Dr Livingstone, I was attacked by a leopard.
Jika sub. Conjunction dan subjectnya dihilangkan (omitted), maka kalimatnya menjadi:
· Cycling along a path used by Dr Livingstone, I was attacked by a leopard.
Keempat, Unbalanced Sentences
Jika menggunakan correlative conjunction, seperti either….or… atau not only….but also… kita harus memahami bahwa kalimat tersebut memiliki kesejajaran dalam bentuk dan fungsi.
Contoh:
Shelly is not only beautiful but also smart
Kata-kata setelah not only dan but also diatas (beautiful dan smart) jelas memiliki bentuk dan fungsi yang sama yaitu sama-sama adjective dan sama-sama berfungsi sebagai subjective complement. Namun hal yang paling penting adalah bentuk harus sama, jika tidak maka kalimat tersebut menjadi tidak seimbang:
Contoh:
Shelly is not only a student but also smart
Kalimat tersebut salah karena tidak seimbangnya antara a student dan smartnya (student sebagai noun dan sedangkan smart adjective). Menurut nalar semantics (pengetahuan akan makna) juga pasti terlihat rancu.
Kelima, ‘I’ or ‘me’?
Dalam percakapan sehari-hari, kalimat It’s me, terdengar wajar-wajar saja, namun dalam menulis Bahasa Inggris yang baik, tentu kalimat tersebut jelas salah. Mengapa? Karena me hanya digunakan sebagai object pronoun yang hanya bisa diletakkan setelah transitive verb. Sedangkan is (to be) dikategorikan sebagai intransitive verb (kata kerja yang tidak membutuhkan object). Oleh karena itu sangat tidak wajar jika kita menulis kalimat dibawah ini
It was me who suggest the rise in fees
Kalimat diatas seharusnya:
It was I who suggest the rise in fees
Keenam, ‘Who’ or ‘whom’?
Pernah belajar adjective clause? Jika pernah pasti sobat mengenal who dan whom ini.
Kesalahan ini sebenarnya tidak menjadi masalah untuk sekarang-sekarang
ini, mengingat kata who dan whom terkadang sudah tidak mempunyai
perbedaan satupun. Meskipun dalam grammar kedua kata tersebut memiliki
perbedaan yang sangat signifikan. Contoh:
The man whom I mentioned yesterday is Andi
The man who came yesterday is Andi
Lihat perbedaan kedua kalimat diatas: SETELAH WHO PASTI VERB, SEDANGKAN SETELAH WHOM PASTI SUBJECT = NOUN / PRONOUN.
Ketujuh, Silahkan Sebutkan Kelemahan Sobat dalam Grammar, Ok.
0 comments:
Post a Comment